Menggugah Kesadaran, FBB Untag Gelar Diskusi Publik Tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan

Fakultas Bahasa dan Budaya (FBB) UNTAG Semarang baru-baru ini menjadi tuan rumah Diskusi Publik bertema “Layanan Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME”. Berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi khususnya dengan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat, acara ini berhasil menyatukan 175 peserta dari berbagai kalangan untuk membahas pentingnya pemenuhan hak penghayat kepercayaan dalam bidang pendidikan.

Diskusi publik ini menghadirkan beragam narasumber yang kompeten di bidangnya. Di antaranya adalah Delsy Nike yang merupakan perwakilan dari Komnas HAM, Andri Hernandi dari Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia, Sri Sulihingtyas yang merupakan Wakil Dekan I FBB Untag, serta Tri Noviana (Yayasan LkiS).

Diskusi yang berlangsung di Aula FBB Untag Kampus Seteran ini bertujuan untuk menyampaikan informasi penting mengenai hak-hak penghayat kepercayaan dalam konteks pendidikan, serta mempromosikan inklusivitas dan keberagaman dalam sistem pendidikan nasional.

Agenda diskusi dibuka oleh Rektor Untag, Prof. Dr. Drs. Suparno, MSi yang ditandai dengan membunyikan gong 3 kali. Prof. Suparno menyatakan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang selama ini telah berkontribusi dalam melestarikan budaya spiritual Indonesia ini. Sementara itu, Dekan FBB Untag, Prof. Yosep Bambang Margono, PhD memberikan sambutan hangat kepada para undangan dan peserta yang hadir meramaikan sesi diskusi publik ini.

Salah satu narasumber, Sri Sulihingtyas Drihartati, MHum (Wadek 1 FBB) menceritakan dinamika proses panjang pembentukan prodi satu-satunya di Indonesia S1 – Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME. Selain itu, Sulihingtyas juga menjelaskan tentang komitmen Untag dalam memberikan layanan pendidikan. “Pendidikan adalah hak semua warga negara, termasuk mereka yang menganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kita harus memastikan bahwa layanan pendidikan yang kita berikan harus optimal dan menghormati keberagaman,” ujarnya.

Acara ini juga menjadi ajang diskusi yang produktif dan proaktif, di mana para peserta berbagi pandangan dan pengalaman mengenai tantangan dan peluang dalam memenuhi hak pendidikan bagi penghayat kepercayaan. Salah satu peserta sekaligus mahasiswa PKTTYME, Nata, membagikan ceritanya sebagai penghayat kepercayaan di daerah asalnya, Lampung. Nata mengungkapkan bahwa saat kecil ia sering merasa minder dan tidak percaya diri karena hanya keluarganya yang menganut kepercayaan di wilayah tempat tinggalnya.

Nata juga menyebutkan bahwa tujuannya memilih prodi PKTTYME adalah untuk menjaga dan melestarikan budaya spiritual yang berasal asli dari Indonesia. “Kami sebagai penghayat kepercayaan juga tidak boleh ketinggalan zaman, harus jadi agent of change, dan menjadi tenaga yang profesional,” tandasnya.

Dengan diadakannya diskusi ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya hak-hak penghayat kepercayaan dalam segala aspek terutama aspek pendidikan. Fakultas Bahasa dan Budaya UNTAG Semarang berkomitmen untuk terus mendukung upaya-upaya inklusivitas dalam pendidikan, demi terciptanya masyarakat yang lebih toleran dan menghargai keberagaman.

Diskusi publik ini juga disaksikan lebih dari 650 penonton secara live di YouTube Untag TV. Berbagai kalangan telah memberikan apresiasi baik dari instansi pemerintahan, peneliti, organisasi kepercayaan, sekolah-sekolah, dan sebagainya.

 

Saksikan tayangan ulang penuh Diskusi Publik tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME FBB Untag Semarang di sini :

https://www.youtube.com/live/Gy4MRh23CHg

Bagikan Informasi

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top